SHARING SUKA SUKA

Gudang Ilmu dan Media Sharing

Total Pageviews

Monday 26 March 2012



contoh makalah STKIP Muhammadiyah Bulukumba,,,D4 Pagi oleh kolompok vI





KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul "Pendekatan Pembelajaran" tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bulukumba, 20 Maret 20


DAFTAR

Kata Pengantar                                                                                            i
Daftar Isi                                                                                                    ii
1.    BAB I Pendahuluan......................................................................   iii
1.1. Latar Belakang........................................................................   iii
1.2. Rumusan Masalah.................................................................   iv
1.3. Tujuan                                                                                          v
2.    BAB II Pembahasan......................................................................    1
2.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran..............................    2
2.2. Jenis –jenis pendekatan pembelajaran..............................    4
2.3. Pendekatan Kontekstual.......................................................    4
2.4. Pendekatan Kontruktivisme..................................................    6
2.5. Pendekatan Deduktif dan Induktif.......................................    9
2.6. Pendekatan Konsep dan Proses......................................... 14
2.7. Pendekatan STM.................................................................... 16
3.    BAB III Penutup.............................................................................. 19
3.1. Kesimpulan.............................................................................. 19
3.2. Saran                                                                                          20
3.3. Daftar Pustaka......................................................................... 21
BAB  I
 PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik melalui pendekatan pembelajaran yang di harafkan.

Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah:
·         Apa itu pendekatan pembelajaran?
·         Secara umum pendekatan di bedakan menjadi berapa jenis ?
·         Bagaimanakah upaya dalam menerapkanya ?
·         Apakah tujuan pendekatan pembelajaran bagi peserta didik?
C.   Tujuan

·         Mengetahui apa itu pendekatan belajar
·         Mengetahui jenis – jenis pendekatan pembelajaran
·         Mampu menerapkan pendekatan tersebut dalam peserta didik
·         Mengetahui tujuan pendekatan pembelajaran.
 
BAB II
PEMBAHASAN


Perilaku belajar dapat ditemukan di sembarang tempat. Informasi lewat radio, televisi, surat kabar, dll mudah di dapat. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dihadapkan pada siswa. Siswa yang dihadapi oleh guru rata-rata satu kelas yang terdiri dari 40 orang. Kemungkinan dapat terjadi seorang guru menghadapi sejumlah ratusan siswa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengorganisasi siswa agar belajar. Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku teks, dari kehidupan, sumber informasi lain, atau kenyataan di sekitar sekolah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengolah pesan. Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman belajar sesuatu. Pemerolehan pengalaman-pengaaman tersebut merupakan suatu proses yang berlaku secara deduktif, atau induktif, atau proses yang lain. Dengan menghadapi sejumlah pembelajar, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan kemampuan pebelajar, dan proses pemerolehan pengalaman, maka setiap guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran. Suatu prasyarat untuk dapat membelajarkan adalah bahwa seorang pembelajar (guru) sudah pernah bertindak belajar itu sendiri.

A.   Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Sedangkan pembelajaran menuzut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.
Pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999 121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.

Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan macam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum.mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.





B.   Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran

1.    PENDEKATAN KONSTEKTUAL

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education,2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,manfaatnya,dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga,akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme,bertanya,menemukan,masyarakat,belajar,pemodelan,refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,yaitu:
1.1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
1.2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
1.3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan
1.4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
1.5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan

2.    PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu ,guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk meningkatkankemampuansiswasecarapribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti,serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme,namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis,misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial);sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama (konstruktivisme individu).

·         Pendekatan kontrukstivisme di bagi atas 2 yaitu :

1.    Konstrukstivisme Individu

Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu,kepercayaan,konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya

2.    Konstruktivisme social

Berbeda dengan Piaget,Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial,yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat budaya,dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.

§      Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme

·         Dengan adanya pendekatan konstruktivisme,pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
·         Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
·         Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
·         Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari
3.    Pendekatan Deduktif dan Induktif

3.1.        Pendekatan deduktif

Ditraktifkan sebagai suatu pendekatan mengajar yang bermula daripada suatu atau beberapa rumus, prinsip, hukum, teorema, atau peraturan diikuti dengan aplikasinya ke atas contoh-contoh yang dikhususkan. Pendekatan ini juga digunakan untuk mendapatkan kesimpulan atau generalisasi yang baru daripada rumus, prinsip, hukum, atau teorema yang diketahui.

Kaidah deduktif berlandaskan pendekatannya merupakan kaidah mengajar yang kompleks karena ia memerlukan murid-murid memperolehi kefahaman yang komprehensif dan pengatahuan yang lengkap serta berupaya memilih rumus, prinsip, hukum, teorema, atau peraturan yang telah dipelajari dengan tepat untuk diaplikasikannya dalam contoh-contoh yang khusus.

§      Jenis-jenis pendekatan deduktif , yaitu:

1.    Untuk penyelesaian masalah

Pendekatan deduktif banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah. Contohnya, setelah murid mempelajari imbuhan ber- mereka disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan imbuhan ber-.

2.    Untuk membuat generalisasi

Boleh digunakan untuk membuat generalisasi baru. Contohnya, setelah murid mempelajari rumus luas segiempat tepat, mereka dibimbing menggunakan rumus itu untuk mendapat rumus luas segitiga bersudut tegak.

3.    Untuk membukti hipotesis

Boleh digunakan untuk membuat hipotesis melalui prinsip atau hukum yang telah dipelajari. Contohnya, setelah murid mempelajari teorema sudut-sudut bersebelahan atas garis lurus mereka dibimbing menggunakan teorema ini untuk membuktikan hasil tambah sudut dalam sebuah segitiga.

§      Prinsip-prinsip penggunaan strategi pengajaran secara deduktif :

1.    Pada peringkat permulaan, masalah, atau hipotesis harus dibedakan terlebih dahulu.
2.    Murid-murid harus dibimbing mengingat kembali rumus, generalisasi, prinsip, teorema, atau teori agar membolehkan mereka menyelesaikan masalah atau hipotesis yang telah dibedakan.
3.    Generalisasi, prinsip, atau teori yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau membuktikan hipotesis haruslah diketahui serta telah difahamkan secara mendalam.
4.    Penggunaan pendekatan deduktif haruslah dilaksanakan mengikuti prosedur dengan tepat.
5.    Proses menyelesaikan masalah atau untuk membuktikan hipotesis tidak terhadap kepada menggunakan satu generalisasi, prinsip, rumus, hukum, atau teori yang telah dipelajari.
6.    Guru sendiri tidak perlu menunjukkan cara menyelesaikan masalah atau menguraikan cara membuktikan hipotesis, tetapi membimbing murid aktifitas tanya jawab sehingga mereka menjalankan aktifitas penyelesaian masalah sendiri.

3.2. Pendekatan induktif

Pendekatan induktif melibatkan aktifitas mengumpulkan dan menafsirkan maklumat-maklumat, kemudian membuat generalisasi atau kesimpulannya. Pada permulaan pengajaran, guru akan memberikan beberapa contoh yang khusus tetapi mengandungi suatu prinsip yang sama. Berdasarkan pada contoh-contoh yang diberikan, murid dibimbing memikir, mengkaji, mengenal pasti, dan menafsir maklumat yang terkandung dalam contoh-contoh khusus itu, kemudian membuat generalisasi atau kesimpulan yang berkenaan.

Kaidah induktif yang berlandaskan pendekatannya, merupakan salah satu kaidah mengajar yang sesuai digunakan dalam pengajaran berbagai-bagai mata pelajaran, khususnya matematik, sains, dan bahasa.

§      Jenis pendekatan induktif, yaitu:

1.    Membentuk satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu. Misalnya, mencari sisi segitiga yang sama dari berbagai segitiga.
2.    Membentuk satu prinsip daripada uji kaji tertentu. Misalnya, mendapat prinsip gravitasi daripada uji kaji benda-benda dijatuhkan dari atas ke bawah.
3.    Membentuk satu hukum daripada pernyataan-pernyataan tertentu. Misalnya, mendapat hukum tata bahasa daripada membuat analisa terhadap struktur bahasa.
4.    Mendapat satu teori daripada satu urutan pemikiran. Misalnya, memperhatikan tingkah laku manusia untuk mendapatkan satu teori pembelajaran.

§      Prinsip-prinsip penggunaan strategi pengajaran secara induktif:

1.    Sebelum melakukan aktifitas pengajaran dan pembelajaran secara induktif, guru harus menyediakan contoh-contoh yang sesuai, yaitu yang boleh digunakan oleh murid membuat generalisasi. Di samping itu, soal-soal haruslah disediakan untuk membimbing murid mendapat kesimpulan yang berkenaan.
2.    Guru tidak harus memberi keterangan atau menguraikan isi pelajaran yang berkaitan dengan kesimpulan. Murid-murid harus dibimbing melalui aktifitas soal jawab untuk mendapat kesimpulan diri sendiri.
3.    Jenis contoh khusus yang diberikan haruslah diperbagaikan, tetapi mengandung ciri yang sama serta mudah untuk membolehkan murid mengenal pasti.Contoh-contoh khusus yang dipilih haruslah sesuai dan mencukupi.
4.    Setelah contoh-contoh khusus yang dikemukan oleh guru, murid-murid juga digalakkan memberi contoh-contoh yang serupa.
5.    Alat bantu mengajar harus disedikan untuk membantu murid mendapatkan kesimpulan yang berkenaan.
6.    Kaidah ini haruslah mengikut urutan yang tepat, yaitu daripada contoh-contoh spesifik kepada umum.


4.    Pendekatan Konsep dan Proses

1.Pendekatan konsep

Terlebih dahulu harus kita ingat bahwa istilah concept (konsep) mempunyai beberapa arti. Namun dalam hal ini kita khususkan pada pembahasan yang berkaitan dengan kegiatan belajar-mengajar. Suatu saat seseorang dapat belajar mengenal kesimpulan benda-benda dengan jalan membedakannya satu sama lain. Jalan lain yang dapat ditempuh adalah memasukkan suatu benda ke dalam suatu kelompok tertentu dan mengemukakan beberapa contoh dan kelompok itu yang dinyatakan sebagai jenis kelompok tersebut. Jalan yang kedua inilah yang memungkinkan seseorang mengenal suatu benda atau peristiwa sebagai suatu anggota kelompok tertentu, akibat dan suatu hasil belajar yana dinamakan konsep.

Kita harus memperhatikan pengertian yang paling mendasar dari istilah konsep, yang ditunjukkan melalui tingkah laku individu dalam mengemukakan sifat-sifat suatu obyek seperti: bundar, merah, halus, rangkap, atau obyek-obyek yang kita kenal seperti rambut, kucing, pohon dan rumah. Semuanya itu menunjukkan pada suatu konsep yang nyata (concrete concept). Gagne mengatakan bahwa selain konsep konkret yang bisa kita pelajari melalui pengamatan, mungkin juga ditunjukkan melalui definisi atau batasan, karena merupakan sesuatu yang abstrak. Misalnya: iklim, massa, bahasa atau konsep matematis. Bila seseorang telah mengenal suatu konsep, maka konsep yang telah diperoleh tersebut dapat digunakan untuk mengorganisasikan gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan. Proses menghubung-hubungkan dan mengorganisasikan konsep yang satu dengan yang lain dilakukan melalui kemampuan kognitif.

2.Pendekatan proses

Pada pendekatan proses,tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati,berhipotesa,merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.


5.    Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM)

Hasil penelitian dari National Science Teacher Assocation (NSTA)(Poedjiadi(2000)dalam(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/)) menunjukkan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapai masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah ilmiah.

§      Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

I.        Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
II.        Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
III.        Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
IV.        Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

§      Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

          I.        Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
         II.        Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
       III.        Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
      IV.        Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.







                                                     









BAB III
PENUTUP

§      Kesimpulan
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.
Maka dari itu untuk mencapai Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan macam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum.mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.
§      Saran

1.    Pengajar  perlu berupaya menciptakan gaya belajar yang lebih hidup,supaya kerja sama antar peserta belajar dan pengajar bisa terjalin dengan baik
2.     Pengajar  sebaiknya berusaha untuk mengembangkan proses pengajaran yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran agar  peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan baik











                              


Daftar Pustaka

Wrghar(2010).Macam-macaam pendekatan pembelajaran
.blogspot.com/2010/04/macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html.pada tanggal 20 MARET 2012
Pendahuluan(22 mei 2009).Makalah pendekatan pembelajaran.http://ainunkusumaum.blogspot.com/2009/05/.html.Pada tanggal 21 maret 2012
Deceng. Teori Belajar Konstruktivisme. http://deceng.wordpress.com. Pada tanggal 21 Maret 2012
Dantara Yasa. Pendekatan Kontekstual. http://ipotes.wordpress.com.Pada tanggal 21 Maret 2012
Pendekatan Konstruktivisme. http://emanbateportofolio.blogspot.com.Pada tanggal 21 Maret 2012
Mari-berkawand.blogspot.com/2011/03/pengertian-pendekatan-pembelajaran.html
http://maistrofisika.blogspot.com/2009/05/lt.fisika.html
http://www.sribd.com/doc/12429922/pendekatan dan metode
http://zalva-kapeta.blog.spot.com/2009/02/gaya-belajar.html