contoh makalah STKIP Muhammadiyah Bulukumba,,,D4 Pagi oleh kolompok vI
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
"Pendekatan Pembelajaran"
tepat pada waktunya.
Kami
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bulukumba,
20 Maret 20
DAFTAR
Kata
Pengantar i
Daftar
Isi ii
1. BAB
I Pendahuluan...................................................................... iii
1.1. Latar
Belakang........................................................................ iii
1.2. Rumusan
Masalah................................................................. iv
1.3. Tujuan v
2. BAB
II Pembahasan...................................................................... 1
2.1. Pengertian
Pendekatan Pembelajaran.............................. 2
2.2. Jenis
–jenis pendekatan pembelajaran.............................. 4
2.3. Pendekatan
Kontekstual....................................................... 4
2.4. Pendekatan
Kontruktivisme.................................................. 6
2.5. Pendekatan
Deduktif dan Induktif....................................... 9
2.6. Pendekatan
Konsep dan Proses......................................... 14
2.7. Pendekatan
STM.................................................................... 16
3. BAB
III Penutup.............................................................................. 19
3.1. Kesimpulan.............................................................................. 19
3.2. Saran 20
3.3. Daftar
Pustaka......................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peningkatan
kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan
seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya
manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan
ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif
dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan
tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat
menerima pelajaran dengan baik melalui pendekatan pembelajaran yang di harafkan.
Proses
pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses
pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang
lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan
dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa,
maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih
pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Dalam
kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling
berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua
komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut
pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar
peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini
dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga
merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal
untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah:
·
Apa itu pendekatan pembelajaran?
·
Secara umum pendekatan di bedakan menjadi
berapa jenis ?
·
Bagaimanakah upaya dalam menerapkanya ?
·
Apakah tujuan pendekatan pembelajaran bagi
peserta didik?
C.
Tujuan
·
Mengetahui apa itu pendekatan belajar
·
Mengetahui jenis – jenis pendekatan
pembelajaran
·
Mampu menerapkan pendekatan tersebut dalam
peserta didik
·
Mengetahui tujuan pendekatan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku
belajar dapat ditemukan di sembarang tempat. Informasi lewat radio, televisi,
surat kabar, dll mudah di dapat. Dalam kegiatan belajar mengajar guru
dihadapkan pada siswa. Siswa yang dihadapi oleh guru rata-rata satu kelas yang
terdiri dari 40 orang. Kemungkinan dapat terjadi seorang guru menghadapi
sejumlah ratusan siswa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan
mengorganisasi siswa agar belajar. Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang
berasal dari buku teks, dari kehidupan, sumber informasi lain, atau kenyataan
di sekitar sekolah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengolah
pesan. Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif,
afektif, dan keterampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut diperkembangkan
bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman belajar sesuatu. Pemerolehan
pengalaman-pengaaman tersebut merupakan suatu proses yang berlaku secara
deduktif, atau induktif, atau proses yang lain. Dengan menghadapi sejumlah pembelajar,
berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan kemampuan
pebelajar, dan proses pemerolehan pengalaman, maka setiap guru memerlukan
pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran. Suatu prasyarat untuk dapat
membelajarkan adalah bahwa seorang pembelajar (guru) sudah pernah bertindak
belajar itu sendiri.
A.
Pengertian
Pendekatan Pembelajaran
Mendefinisikan
pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut
Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan,
atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan
Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan model
pembelajaran”. Sedangkan pembelajaran menuzut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa,
“pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru
untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa,
“pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu
kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana
peserta didik mempelajarinya”.
Pendekatan
pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan
proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999 121) bahwa,
“pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku
siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh
hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa,
“Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Tujuan
pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan
benar. Program pembelajaran merupakan macam kegiatan yang menjabarkan kemampuan
dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi
waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan
pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut
untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum.mengetahui
apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-hasil belajar
atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.
B.
Jenis-jenis
Pendekatan Pembelajaran
1. PENDEKATAN KONSTEKTUAL
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education,2001). Dalam
konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,manfaatnya,dalam status apa
mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang
mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga,akan membuat mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat
untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya
Pendekatan
konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual
sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif
yaitu konstruktivisme,bertanya,menemukan,masyarakat,belajar,pemodelan,refleksi,
penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran
kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,yaitu:
1.1.
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat
dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia
mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
1.2.
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual
dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun
pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang
aktif.
1.3.
Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep
ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa
dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan
1.4.
Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu
sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja
secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit
bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan
ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
1.5.
Mentransfer. Peran guru membuat
bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
2. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan
pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam
pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu ,guru lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan
ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk
meningkatkankemampuansiswasecarapribadi.
Jadi
pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan
pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Secara
umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam
memberikan arti,serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial.
Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme,namun terdapat beberapa
pendekatan konstruktivis,misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan
matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan
berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme
sosial);sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang
utama (konstruktivisme individu).
·
Pendekatan
kontrukstivisme di bagi atas 2 yaitu :
1.
Konstrukstivisme
Individu
Para
psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan
individu,kepercayaan,konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa
disebut konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam
psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau
kognitif dan strateginya
2.
Konstruktivisme
social
Berbeda
dengan Piaget,Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial,yaitu
terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara
bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan
berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat
budaya,dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar
individual.
§ Ciri-ciri
pendekatan konstruktivisme
·
Dengan adanya pendekatan
konstruktivisme,pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan
oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung
sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan
fakta yang sesuai dengan kajian teori.
·
Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus
ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
·
Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam
menentukan apa yang mereka pelajari.
·
Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan
menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan
peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari
3.
Pendekatan
Deduktif dan Induktif
3.1.
Pendekatan
deduktif
Ditraktifkan
sebagai suatu pendekatan mengajar yang bermula daripada suatu atau beberapa
rumus, prinsip, hukum, teorema, atau peraturan diikuti dengan aplikasinya ke
atas contoh-contoh yang dikhususkan. Pendekatan ini juga digunakan untuk
mendapatkan kesimpulan atau generalisasi yang baru daripada rumus, prinsip,
hukum, atau teorema yang diketahui.
Kaidah
deduktif berlandaskan pendekatannya merupakan kaidah mengajar yang kompleks
karena ia memerlukan murid-murid memperolehi kefahaman yang komprehensif dan
pengatahuan yang lengkap serta berupaya memilih rumus, prinsip, hukum, teorema,
atau peraturan yang telah dipelajari dengan tepat untuk diaplikasikannya dalam
contoh-contoh yang khusus.
§ Jenis-jenis
pendekatan deduktif , yaitu:
1. Untuk
penyelesaian masalah
Pendekatan
deduktif banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah. Contohnya, setelah murid
mempelajari imbuhan ber- mereka disuruh membuat beberapa kalimat dengan
menggunakan imbuhan ber-.
2. Untuk
membuat generalisasi
Boleh
digunakan untuk membuat generalisasi baru. Contohnya, setelah murid mempelajari
rumus luas segiempat tepat, mereka dibimbing menggunakan rumus itu untuk
mendapat rumus luas segitiga bersudut tegak.
3. Untuk
membukti hipotesis
Boleh
digunakan untuk membuat hipotesis melalui prinsip atau hukum yang telah
dipelajari. Contohnya, setelah murid mempelajari teorema sudut-sudut
bersebelahan atas garis lurus mereka dibimbing menggunakan teorema ini untuk
membuktikan hasil tambah sudut dalam sebuah segitiga.
§ Prinsip-prinsip
penggunaan strategi pengajaran secara deduktif :
1. Pada
peringkat permulaan, masalah, atau hipotesis harus dibedakan terlebih dahulu.
2. Murid-murid
harus dibimbing mengingat kembali rumus, generalisasi, prinsip, teorema, atau
teori agar membolehkan mereka menyelesaikan masalah atau hipotesis yang telah
dibedakan.
3. Generalisasi,
prinsip, atau teori yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau membuktikan
hipotesis haruslah diketahui serta telah difahamkan secara mendalam.
4. Penggunaan
pendekatan deduktif haruslah dilaksanakan mengikuti prosedur dengan tepat.
5. Proses
menyelesaikan masalah atau untuk membuktikan hipotesis tidak terhadap kepada
menggunakan satu generalisasi, prinsip, rumus, hukum, atau teori yang telah
dipelajari.
6. Guru
sendiri tidak perlu menunjukkan cara menyelesaikan masalah atau menguraikan
cara membuktikan hipotesis, tetapi membimbing murid aktifitas tanya jawab
sehingga mereka menjalankan aktifitas penyelesaian masalah sendiri.
3.2. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif melibatkan aktifitas
mengumpulkan dan menafsirkan maklumat-maklumat, kemudian membuat generalisasi
atau kesimpulannya. Pada permulaan pengajaran, guru akan memberikan beberapa
contoh yang khusus tetapi mengandungi suatu prinsip yang sama. Berdasarkan pada
contoh-contoh yang diberikan, murid dibimbing memikir, mengkaji, mengenal
pasti, dan menafsir maklumat yang terkandung dalam contoh-contoh khusus itu,
kemudian membuat generalisasi atau kesimpulan yang berkenaan.
Kaidah induktif yang berlandaskan
pendekatannya, merupakan salah satu kaidah mengajar yang sesuai digunakan dalam
pengajaran berbagai-bagai mata pelajaran, khususnya matematik, sains, dan
bahasa.
§ Jenis
pendekatan induktif, yaitu:
1. Membentuk
satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu. Misalnya, mencari sisi
segitiga yang sama dari berbagai segitiga.
2. Membentuk
satu prinsip daripada uji kaji tertentu. Misalnya, mendapat prinsip gravitasi
daripada uji kaji benda-benda dijatuhkan dari atas ke bawah.
3. Membentuk
satu hukum daripada pernyataan-pernyataan tertentu. Misalnya, mendapat hukum
tata bahasa daripada membuat analisa terhadap struktur bahasa.
4. Mendapat
satu teori daripada satu urutan pemikiran. Misalnya, memperhatikan tingkah laku
manusia untuk mendapatkan satu teori pembelajaran.
§ Prinsip-prinsip
penggunaan strategi pengajaran secara induktif:
1. Sebelum
melakukan aktifitas pengajaran dan pembelajaran secara induktif, guru harus
menyediakan contoh-contoh yang sesuai, yaitu yang boleh digunakan oleh murid
membuat generalisasi. Di samping itu, soal-soal haruslah disediakan untuk
membimbing murid mendapat kesimpulan yang berkenaan.
2. Guru
tidak harus memberi keterangan atau menguraikan isi pelajaran yang berkaitan
dengan kesimpulan. Murid-murid harus dibimbing melalui aktifitas soal jawab untuk
mendapat kesimpulan diri sendiri.
3. Jenis
contoh khusus yang diberikan haruslah diperbagaikan, tetapi mengandung ciri
yang sama serta mudah untuk membolehkan murid mengenal pasti.Contoh-contoh
khusus yang dipilih haruslah sesuai dan mencukupi.
4. Setelah
contoh-contoh khusus yang dikemukan oleh guru, murid-murid juga digalakkan
memberi contoh-contoh yang serupa.
5. Alat
bantu mengajar harus disedikan untuk membantu murid mendapatkan kesimpulan yang
berkenaan.
6. Kaidah
ini haruslah mengikut urutan yang tepat, yaitu daripada contoh-contoh spesifik
kepada umum.
4. Pendekatan Konsep dan Proses
1.Pendekatan konsep
Terlebih
dahulu harus kita ingat bahwa istilah concept (konsep) mempunyai beberapa arti.
Namun dalam hal ini kita khususkan pada pembahasan yang berkaitan dengan
kegiatan belajar-mengajar. Suatu saat seseorang dapat belajar mengenal
kesimpulan benda-benda dengan jalan membedakannya satu sama lain. Jalan lain
yang dapat ditempuh adalah memasukkan suatu benda ke dalam suatu kelompok
tertentu dan mengemukakan beberapa contoh dan kelompok itu yang dinyatakan
sebagai jenis kelompok tersebut. Jalan yang kedua inilah yang memungkinkan
seseorang mengenal suatu benda atau peristiwa sebagai suatu anggota kelompok
tertentu, akibat dan suatu hasil belajar yana dinamakan konsep.
Kita
harus memperhatikan pengertian yang paling mendasar dari istilah konsep, yang
ditunjukkan melalui tingkah laku individu dalam mengemukakan sifat-sifat suatu
obyek seperti: bundar, merah, halus, rangkap, atau obyek-obyek yang kita kenal
seperti rambut, kucing, pohon dan rumah. Semuanya itu menunjukkan pada suatu
konsep yang nyata (concrete concept). Gagne mengatakan bahwa selain konsep
konkret yang bisa kita pelajari melalui pengamatan, mungkin juga ditunjukkan
melalui definisi atau batasan, karena merupakan sesuatu yang abstrak. Misalnya:
iklim, massa, bahasa atau konsep matematis. Bila seseorang telah mengenal suatu
konsep, maka konsep yang telah diperoleh tersebut dapat digunakan untuk
mengorganisasikan gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan. Proses
menghubung-hubungkan dan mengorganisasikan konsep yang satu dengan yang lain
dilakukan melalui kemampuan kognitif.
2.Pendekatan proses
Pada pendekatan
proses,tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
keterampilan proses seperti mengamati,berhipotesa,merencanakan, menafsirkan,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan
dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
5.
Pendekatan
Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM)
Hasil penelitian dari
National Science Teacher Assocation (NSTA)(Poedjiadi(2000)dalam(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/))
menunjukkan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM
mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan
tersebut ada pada aspek: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas,
sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap
sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat.
Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup
juga adanya pemecahan masalah, tetapai masalah itu lebih ditekankan pada
masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan
langkah-langkah ilmiah.
§ Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
I.
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
II.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan
utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
III.
Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan
sasaran.
IV.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur
(criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf
keberhasilan (achievement) usaha.
§ Jika
kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
I.
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan
pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
II.
Mempertimbangkan dan memilih sistem
pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
III.
Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
IV.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum
ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
BAB
III
PENUTUP
§ Kesimpulan
Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang
paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat
mempengaruhi cara guru itu mengajar.
Maka
dari itu untuk mencapai Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat
program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan macam
kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang
memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar
dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran.
Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem
dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan
siswa belum.mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru
menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.
§ Saran
1.
Pengajar
perlu berupaya menciptakan gaya belajar yang lebih hidup,supaya kerja
sama antar peserta belajar dan pengajar bisa terjalin dengan baik
2.
Pengajar
sebaiknya berusaha untuk mengembangkan proses pengajaran yang sesuai
dengan pendekatan pembelajaran agar
peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan baik
Daftar
Pustaka
Wrghar(2010).Macam-macaam
pendekatan pembelajaran
.blogspot.com/2010/04/macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html.pada
tanggal 20 MARET 2012
Pendahuluan(22
mei 2009).Makalah pendekatan pembelajaran.http://ainunkusumaum.blogspot.com/2009/05/.html.Pada
tanggal 21 maret 2012
Deceng.
Teori Belajar Konstruktivisme. http://deceng.wordpress.com. Pada tanggal 21
Maret 2012
Dantara
Yasa. Pendekatan Kontekstual. http://ipotes.wordpress.com.Pada tanggal 21 Maret
2012
Pendekatan
Konstruktivisme. http://emanbateportofolio.blogspot.com.Pada tanggal 21 Maret
2012
Mari-berkawand.blogspot.com/2011/03/pengertian-pendekatan-pembelajaran.html
http://maistrofisika.blogspot.com/2009/05/lt.fisika.html
http://www.sribd.com/doc/12429922/pendekatan
dan metode
http://zalva-kapeta.blog.spot.com/2009/02/gaya-belajar.html
No comments:
Post a Comment