SHARING SUKA SUKA

Gudang Ilmu dan Media Sharing

Total Pageviews

Tuesday 13 March 2012

ASAS-ASAS DAN PRINSIP PEMBELAJARAN



  1. Terjaminnya asas kesesuaian, khususnya antar tujuan, kegiatan dan penilaian pembelajaran;
  2. Asas organisasional, seluruh unsur serta kegiatan pembelajaran hendaknya terkait secara kompak, utuh, dan dinamis dalam pola pembelajaran tertentu (pendekatan sistematis);
  3. Asas vasiasi, hal ini lebih menunjuk kebermacaman teknik pembelajaran, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang disisi lain menuntut kreativitas guru dalam membimbing belajar siswa;
  4. Asas siswa aktif dalam belajar untuk dirinya (menunjuk berbagai variasi kegiatan belajar siswa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang didukung oleh keterampilan tertentu serta fasilitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mem artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adai);
  5. Asas mengutamakan belajar melalui pengalaman nyata (siswa terlibat aktif dalam manipulasi fakta, data, konsep, pencarian nilai hidup, dan kegiatan pemecahan masalah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dih artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adapinya; siswa terlibat aktif baik secara motoris, kognitif, konatif maupun afektif dan emosional); dan
  6. asas untuk mencapai taraf berpikir artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih tinggi (jika kita menggunakan jenjang kognitif menurut B.S. Bloom, dkk., maka pembelajaran hendaklah mencapai penguasaan analisis-sisntesis-evaluasi keilmuan dalam diri siswa).

7 prinsip pembelajaran yg baik

Dalam sebuah tulisannya, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa, kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang terkait dengan pendidikan.
Di bawah ini disajikan esensi dari ketujuh prinsip tersebut dan untuk memudahkan Anda mengingatnya, saya buatkan “jembatan keledai” dengan sebutan CRAFT HiT
1. Mendorong Kontak Antara Mahasiswa dan Fakultas
Frekuensi kontak antara guru dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan faktor yang amat penting untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dengan seringnya kontak antara guru-siswa ini, guru dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Guru dapat membantu siswa ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, guru dapat berusaha memelihara semangat belajar, meningkatkan komitmen intelektual siswa, mendorong mereka untuk berpikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta membantu menyusun rencana masa depannya.
2. Mengembangkan dan Kerjasama Timbal balik antara Siswa
Upaya meningkatkan belajar siswa lebih baik dilakukan secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual (solo race). Belajar yang baik tak ubahnya seperti bekerja yang baik, yakni kolaboratif dan sosial, bukan kompetitif dan terisolasi. Melalui bekerja dengan orang lain, siswa dapat meningkatkan keterlibatannya dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi atas tanggapan orang lain dapat semakin mempertajam pemikiran dan memperdalam pemahamannya tentang sesuatu.
3. Mendorong Pembelajaran Aktif
Belajar bukanlah seperti sedang menonton olahraga atau pertunjukkan film. Siswa tidak hanya sekedar duduk di kelas untuk mendengarkan penjelasan guru, menghafal paket materi yang telah dikemas guru, atau menjawab pertanyaan guru. Tetapi mereka harus berbicara tentang apa yang mereka pelajari dan dapat menuliskannya, mengaitkan dengan pengalaman masa lalu, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa yang mereka pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.
4. Memberikan Umpan balik Prompt
Siswa membutuhkan umpan balik yang tepat dan memadai atas kinerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa membutuhkan bantuan untuk menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada. Di kelas, siswa perlu sering diberi kesempatan tampil dan menerima saran agar terjadi perbaikan. Dan pada bagian akhir, siswa perlu diberikan kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari, apa yang masih perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya sendiri.
5. Emphasizes Time on Task
Waktu + energi = belajar. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siswa. Siswa membutuhkan bantuan dalam mengelola waktu efektif belajarnya. Mengalokasikan jumlah waktu yang realistis artinya sama dengan belajar yang efektif bagi siswa dan pengajaran yang efektif bagi guru. Sekolah seyogyanya dapat mendefinisikan ekspektasi waktu bagi para siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk membangun kinerja yang tinggi bagi semuanya
6. Berkomunikasi Harapan Tinggi
Berharap lebih dan Anda akan mendapatkan lebih. Harapan yang tinggi merupakan hal penting bagi semua orang. Mengharapkan para siswa berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya akan mendorong guru maupun sekolah bekerja keras dan berusaha ekstra untuk dapat memenuhinya
7. Hal Bakat Beragam dan Cara Belajar
Ada banyak jalan untuk belajar. Para siswa datang dengan membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing Ada yang kuat dalam matematika, tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir dalam praktik tetapi lemah dalam teori, dan sebagainya. Dalam hal ini, siswa perlu diberi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya dan belajar dengan cara kerja mereka masing-masing. Kemudian mereka didorong untuk belajar dengan cara-cara baru, yang mungkin ini bukanlah hal mudah bagi guru untuk melakukannya.
Pada bagian lain, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengatakan bahwa guru dan siswa memegang peran dan tanggung jawab penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi mereka tetap membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk membentuk sebuah lingkungan belajar yang kondusif bagi praktik pembelajaran yang baik. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan tersebut meliputi: (a) adanya rasa tujuan bersama yang kuat; (b) dukungan kongkrit dari kepala sekolah dan para administrator pendidikan untuk mencapai tujuan ; (c) dana yang memadai sesuai dengan tujuan; (d) kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan tujuan; dan (e) evaluasi yang berkesinambungan tentang sejauhmana ketercapaian tujuan.


SMBER HTTP://hamsir-amunk.blogspot.com


No comments:

Post a Comment