SHARING SUKA SUKA

Gudang Ilmu dan Media Sharing

Total Pageviews

Friday 22 December 2017

Kisah Sukses Seorang Mahasiswa yang Malas ke Kampus

Kisah Sukses Seorang Mahasiswa yang Malas ke Kampus
Kali ini saya akan menceritakan salah satu kisah Seorang Direktur PT. Ternama di Makassar. Sebelumnya perkenalkan saya adalah seorang karyawan yang berasal di Daerah yaitu kab. Bulukumba. Tepat pada hari jum”at sore, saya kebetulan pulang bareng sama direktur saya, karena ada berbagai berkas dan file penting yang akan saya serahkan kepada beliau untuk di setujui. Sampai akhirnya ditengah perjalan saya di ajak untuk sejenak ke Pantai Losari, katanya dia perlu refresing sekaligus kangen dengan pisang epenya pantai losari.  Singkat cerita, sampai disana kebetulan dia butuh untuk liburan keluar kota, dan katanya dia penasaran dengan pantai bira. Sontakpun dia kaget ketika saya mengatakan kalau saya aslinya dari Bulukumba. Memang sih sejauh ini dia tuh belum pernah nanya soal asal usul saya. Dia hanya nanya kerjaan gimana? Udah beres apa belum? Dan lain Sebagainya. Direktur saya ini bisa dibilang basiclynya rada2 cuek, kurang terbuka, dan gak suka neko2 namun loyalitas atau nilai sosialnya cukup tinggi.,ahhh pokonya semacam itulah,,,,!!! 
Dia pun mengajak saya untuk ikut bersamanya, ya namanya seorang karyawan diajakin bos, pastinya susah nolak, bahkan kepentingan seorang bos lebih dari segalanya. Itung2 saya pun bisa balik kampung, dan merasakan indahnya keindahan Alam yang ada di sana, jauh dari kebisingan, macet, dan masih bebas dari polusi udara, dan tentunya bisa liburan gratis. Disinilah kisah kesuksesan pak Bos mulai terungkit. Singkat cerita, tibala saatnya sabtu pagi saya berangkat ke Pantai Bira yang letaknya sekitar 4 sampai 5 jam dari kota Makassar, agar perjalan tidak begitu kaku, maka saya berinisiatif supaya pembicaraan saya memiliki pertanyaan dari A sampai Z, saya coba untuk memberikan sedikit stimulus kepada bos terkait kisah kesuksesannya. Spontan pun si boss memberikan resphon yang cukup baik, dan ternyata dia adalah orang dulu masuk kategory Malas ketika di Bangku kuliah. Dia menceritakan kisahnya, bahwa apa yang dia dapat di bangku kuliah selalu dia anggap sesuatu yang biasa saja. Hanya saja alasan dia bertahan karena tuntutan Gelar. Ya gak papa lah saya jalani saja demi mendapatkan gelar Sarjana ujarnya. Meskipun ada beberapa mata Kuliah yang dia senangi, namun tak sedikit yang dia anggap hanyalah sebuah penguluran waktu saja untuk menjadi sarjana.
Lanjutcerita, mindset dia pada waktu itu, menganggap bahwa pembelajaran di Kampus kebanyakan teory yang hanya membuat otak kita bekerja secara gratis, bagaimana tidak teory yang belasan tahun masih saja di pelajari. Anggapannya bahwa teory tersebut hanyalah sebuah statetment yang berasal dari satu orang, sementara kita tau bahwa setiap orang memiliki bakat/kemampuan yang berbeda. Intinya setiap orang memiliki pola pikir dan kebiasaan yang berbeda, bagaimana mungkin kita terdokrin terhadap suatu pendapat saja. Darisitulah dia selalu menghubungkan antara teory yang ia pelajari dengan manfaat dan kegunaanya di dunia nyata, alhasil segala sesuatu yang di butuhkan untuk bertahan hidup di dunia nyata, itu tak tak serumit dengan pembelajaran di kampus, bahkan ironisnya dia beranggapan bahwa ada banyak pelajaran yang ia peroleh tak ada hubunganya sama sekali dengan dunia nyata. Belajar sampai larut malam, kekampus setiap hari, toh paling beruntung jika sesuatu yang ia pelajari bisa bertahan sampai satu minggu, bahkan ada beberapa yang hanya bertahan sehari atau dua hari saja. Panjang deh ceritanya, intinya bahwa bos saya memiliki alasan untuk malas karena dia hanya ingin mempelajari sesuatu yang pasti2 saja dan sesuai dengan apa yang dia butuhkan. Pembelajaran yang bisa saya petik dari cerita bos saya bahwa jangan terlalu menganggap remeh orang2 yang malas ketika anda kuliah, apalagi memcap dirinya sebagai orang bodo. Karena bisa saja apa yang anda pelajari, apa yang anda pikirkan sudah mampu dia kuasai sebelumnya. Sementara anda yang hanya mampu berada dizona nyaman anda hanya mampu belajar banyak hal demi mendapatkan predikat terbaik di kampus anda, belum tentu bisa memikirkan hal2 yang ada dibenak sipemalas.
Berdasarkan realita yang anda, penulis juga membenarkan, bahwa pengalaman dan keberanian memang selalu membawa kita ke Zona yang rumit, membuat kita kehilangan arah dan harapan dalam setiap kondisi. Sehingga tak jarang orang malas ketika kuliah akan mengalami suatu kesulitan yang sangat hebat ketika berada pada tahap akhir. Misalnya saja Nilai yang ia peroleh, tak mampu memenuhi syarat untuk menjadi seorang Wisudawan, IPK yang ia miliki sangatlah rendah, terlebih lagi sulitnya mendapatkan pekerjaan karena prestasi yang kurang mempuni ketika kuliah. Dan itulah yang akan menjadi beban terberat untuk kita sebagai seorang sarjana. Namun sebagai pribadi yang pemberani, akan selalu mampu bertahan dalam segala rintangan. Pemikiran2 yang dia miliki selalu berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh banyak orang, membuat lebih kreatif untuk berinovasi, Alhasil bisa kita liat Boss saya saat ini, ketika yang lain memiliki predikat terbaik di tempat kerjanya, malah dia memiliki anak buat dengan predikat terbaik dikantornya. Mungkin dari segi Ilmu dia gak sehebat dengan Karyawanya, namun dari segi pengalaman dia akan dianggap hebat oleh karyawannya. Aduhhhh capek juga ya nulis, panjang soalnya. Tapi udah deh itu aja udah cukupko.

Pesan saya selama anda masih duduk di bangku kuliah, jangan tunggu sampai kamu menjadi sarjana kemudian sibuk mencari pekerjaan, ingat ilmu kuliah sudah sangat pasaran diluar sana untuk kamu jadikan modal dalam melamar kerja, jangan takut untuk tidak mengikuti satu atau dua mata kuliah dengan alasan Nilai, tapi iringilah dengan berbagai aktivitas pendukung, yang paaling tidak akan membuaat kamu lebih mengenal seperti apa dunia yang akan menyambutmu kelak. Kenali dan galilah potensi yang ada. Karena tak selamanya anda akan berada di Zona kampus, nantinya anda akan keluar dari sana dan pastinya anda akan menghadapi dunia yang perjuangannya lebih berat daripada skripsi, jadi jangan saampai anda terlambat untuk memulainya. Sekian wassalam.

No comments:

Post a Comment